BAHASA INDONESIA

Menilai Isi Khotbah/Ceramah

Ceramah adalah sebuah kegiatan berkomunikasi di hadapan banyak orang. Penceramah adalah orang yang berkemampuan berkomunikasi secara baik. Ceramah bisa disamakan pengertiannya dengan pidato. Para penceramah atau para penyampai pidato sering disebut sebagai orator. Namun, istilah ceramah lebih banyak dipakai secara khusus dalam peristiwa tertentu. Misalnya, dalam kegiatan keagamaan istilah ceramah lebih sering dipakai seperti dalam Idul Adha dan Idul Fitri biasanya diisi dengan kegiatan ceramah. Demikian pula dalam kegiatan sekolah atau kampus yang sifatnya penyuluhan atau pemaparan sebuah pemikiran baru sering disebut ceramah.

Mendengarkan ceramah merupakan keterampilan yang sama pentingnya dengan membaca dan menulis. Dari sejumlah pengalaman, mendengarkan bahkan lebih berat daripada membaca dan menulis. Kesulitan mendengarkan biasanya terletak pada keengganan pendengar dalam menerima informasi dari penceramah. Persoalan lainnya adalah mendengarkan harus melibatkan unsur jiwa, yakni keseriusan dan menyatukan pikiran dalam suasana yang digambarkan penceramah. Tak jarang orang mendengarkan ceramah, tetapi pikirannya melayang jauh pada hal-hal di luar ceramah tersebut. Oleh karena itu, seorang pendengar harus mengendalikan perhatian saat mendengarkan ceramah.

Mengendalikan perhatian penting agar kita fokus pada materi yang diceramahkan, sama halnya dengan seorang pelari yang berusaha berkonsentrasi penuh untuk mencapai garis finish. Menciptakan pikiran yang fokus juga sangat dibantu oleh siapa penceramah dan tentang apa ceramah yang didengarkannya. Kalau isi ceramah dan cara berceramah membosankan, tidak menarik, dan tidak sistematis cara bicaranya, fokus atau pengendalian perhatian pendengar akan semakin sulit dilakukan.

Di samping itu, seorang pendengar juga harus memusatkan perhatian pada struktur pesan yang disampaikan. Cara seperti ini akan memungkinkan kegiatan mendengar berlangsung secara efektif. Pendengar hanya memerhatikan struktur pesannya, tidak terganggu oleh faktor-faktor lain di luar itu. Dalam belajar atau perkuliahan di kelas, perhatian pada struktur materi (pesan) harus dipusatkan agar seorang siswa mendapatkan banyak pesan dalam aktivitas mendengarnya.

Hal lain yang harus dilakukan adalah mengendalikan reaksi emosional terhadap bahasa dan mendengarkan secara kritis. Cara ini akan memungkinkan pendengar menjadi orang yang aktif. Mengendalikan reaksi emosi penting karena dalam sebuah ceramah mungkin banyak hal yang tidak dimengerti atau bertentangan dengan informasi awal sehingga mengundang komentar pedengar. Dalam hal ini, pendengar yang baik harus bersabar untuk tetap mendengarkan ceramah sambil menunggu kesempatan berbicara. Pengendalian emosi juga berkaitan dengan kesediaan menerima informasi dari pihak lain, apalagi dari sumber yang dianggap lebih rendah oleh pendengar. Sementara itu, mendengarkan secara kritis akan memungkinkan pendengar mengkritisi setiap pembicaraan penceramah dan mengevaluasi setiap pembicaraan tersebut.

Dengarkanlah dengan baik ceramah Prof. Dr-Ing BJ Habibie dalam acara seminar program kerja sama antara industri dan universitas berikut ini! (ceramah dibacakan oleh guru)

Sehubungan dengan seminar yang diadakan pada hari ini, pertama-tama saya merasa berbahagia untuk menyampaikan selamat kepada Universitas Sumatera Utara yang bekerja sama dengan UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) dalam menyelenggarakan seminar ini, dan saya juga mengucapkan selamat kepada seluruh peserta seminar yang berbahagia.

Hadirin yang terhormat,

Sebelum saya mulai sambutan saya tentang pokok persoalan yang diajukan kepada saya untuk

dibahas, yaitu ”Hubungan Industri dan Universitas” sebagaimana diminta oleh Rektor Universitas Sumatera Utara kepada saya, sebaiknya saya memulai tentang Kebijakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional. Kebijakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional merupakan keseluruhan aspek kehidupan manusia, baik segi material maupun spiritual, termasuk kehidupan manusia sebagai individu ataupun dalam hubungannya sebagai anggota masyarakat atau suatu bangsa, antarbangsa, dan lain-lain.

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara eksponensial, secara pesat dalam waktu yang singkat, yang melebarkan horizon ”ingin tahu” manusia ke dua arah ekstrem yang tak terhingga batas-batasnya. Suatu ekstrim menuju pengkajian mikrokosmos, yang ingin mencari elemen-elemen dasar konstruksi sistem alam kita; sedangkan ekstrem yang lain menuju pengkajian makrokosmos yang dimotori oleh penemuan-penemuan roket-roket antariksa.

….

Hadirin yang saya muliakan,

Untuk membahas tema yang tepat dalam masa pembangunan bangsa dan negara kita ini, sebaiknya saya memulai dengan falsafah untuk mencapai tujuan nasional. Sebagai seorang sarjana yang memimpin masalah riset dan teknologi nasional, saya berpendapat bahwa persoalan pembangunan negara merupakan persoalan kita semua dan memerlukan partisi asi kita semua. Khususnya para ilmuwan sangat dibutuhkan dalam menyelenggarakan riset dan teknologi untuk menunjang dan mempercepat jalannya pembangunan nasional, demi tercapainya sasaran-sasaran nasional.

Persoalan pembangunan adalah persoalan seluruh bangsa Indonesia. Ini berarti bahwa dalam melaksanakan pembangunan harus diikutsertakan sebanyak mungkin manusia-manusia Indonesia, lebih-lebih mereka yang sudah mempunyai predikat sarjana, khususnya yang telah lulus dari Universitas Sumatera Utara. Ini adalah potensi nasional untuk pembangunan bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pembangunan, kita sangat membutuhkan manusia-manusia yang bermental pembangunan karena pada merekalah diharapkan tanggung jawab yang besar-besar. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sarana mutlak demi berhasilnya pembangunan. Ia harus dapat menunjang dan memperlancar jalannya pembangunan nasional. Oleh karena itu, harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada di Indonesia, untuk itu semua, kita memerlukan riset, yaitu riset tentang masalah pembangunan nasional untuk memberikan jawaban tepat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi apa yang kita dapat lebih sukses dalam menjalankan pembangunan.